Kamis, 22 September 2022

MAIR dan REBELLIOUS EP

 


MAIR adalah sebuah band punk hardcore dari Pontianak yang diisi oleh orang - orang yang sudah cukup lama aktif di skena ini. Seingat ku pertama kali lagu PUSH ME DOWN aku dengar di album kompilasi RECORD STORE DAY PONTIANAK 2018. Dan sejak saat itu sepertinya belum pernah sama sekali menonton mereka tampil secara langsung. Sejak tahun 2018 mereka sudah pernah mengeluarkan tiga buah single, salah satunya single BERTAHAN juga dibuatkan sebuah video klip yang bagiku agak kaku sih hasil akhirnya, hehehe. Oiya, sejak mendengar lagu PUSH ME DOWN sebenarnya sudah ada rasa tertarik sekaligus penasaran mengenai musik hardcore seperti apa yang mau ditampilkan oleh Bow, Ozy, Eza, Yosi keempat personil saat itu (saat ini Yosi digantikan Rendy, dan mereka menambah satu gitaris yaitu Hendra). Ada nuansa hardcore punk yang singkat, padat, dan cepat yang mau ditampilkan, tapi riff - riff gitar dan juga sound gitar yang dimainkan oleh Bow sebenarnya masih memiliki warna seperti yang pernah dia mainkan di Fight For Free. Hal menarik lainnya adalah ketukan drum Ozy menggunakan style dan pendekatan yang sangat Punk!!!, namun tidak menghilangkan beat - beat catchy yang two step-able, serta tidak lupa fill in yang bagi aku out of the box (nanti kita bahas satu per satu).

Album MAIR berjudul Rebellious, adalah sebuah rilisan berisi 11 lagu. Namun jangan bayangkan kita akan dihajar dengan gempuran distorsi, teriakan vokal, dan ketukan drum yang cepat dari track satu hingga sebelas ya!! MAIR menyisipkan empat buah track musik dansa elektronika diawal, ditengah, dan diakhir album. Keempat track EDM tersebut hasil karya dari dua orang DJ, Dubsuck dan juga DJ Boo. Hingga saat ini sudah berulang kali aku mendengar keseluruhan album Rebellious dari awal hingga akhir, dan sejujurnya masih sulit menerima apa kegunaan track EDM sebanyak itu diantara lagu - lagu hardcore punk. Mungkin teman - teman MAIR ingin memberikan kesan mendengarkan album seperti yang dirasakan oleh pengguna Spotify gratisan ketika mendengar sebuah album melalui website open(dot)spotify(com). Empat buah track EDM tersebut bagaikan pemecah ketegangan dan emosi yang sudah terbangun melalui lagu - lagu hardcore punk. Perasaan yang dihasilkan oleh keempat track EDM tersebut bisa saja nyaman, bisa saja tidak, tergantung kalian sih, tapi kalau terlalu mengganggu ya tinggal tekan tombol next saja, inilah keuntungan pemutar musik digital!

Oke sebelum kita membahas satu per satu (atau mungkin tidak perlu semuanya) lagu dari MAIR, pertama - tama ketika mendengarkan album mereka di bandcamp, perhatianku langsung tertuju kepada artwork cover album yang keren sekali!!! Warna kuning sebagai warna dasar betul - betul pemilihan yang pas agar setiap yang mendengarkan album mereka penglihatannya langsung fokus hanya ke halaman album Rebellious saja bukannya mendengarkan album Rebellious tapi sambil browsing di tab browser yang lainnya. Artwork album ini dikerjakan oleh Franco Rahadian, seorang vokalis asal Solo yang berteriak di beberapa band seperti Gerbang Singa dan juga Warthole. Kalimat pertama yang terufap didalam benak begitu melihat artwork cover album ini adalah "Ini yang bikin pasti seorang true oldschool soul!!!". Yang aku tahu mas Franco ini memang berteman jarak jauh cukup baik dengan Bow, Franco yang mengerjakan artwork album terakhir Fight For Free dan doi juga mengisi suara di salah satu lagu dalam album tersebut. Didalam artwork tersebut ada seseorang yang wajahnya ditutup kain itam ala - ala blackbloc, ditangannya teracung sebuah palu besar yang siap dihantam ke sebuah bola dunia yang terikat kawat duri. Lalu dibelakangnya ada sebuah tembok bata yang retak dan ada tulisan empat buah kata : pain, violence, hate, tyrant. Untuk Mas Franco, great job!!!!!

More Than One Side
Oke, aku masih sangat menikmati track elektronik yang pertama ini. Sebuah lagu dengan beat khas hip hop era boombap yang dipadukan dengan bass line statis hampir disepanjang lagu. Nuansa dark namun chill terasa disini, serasa menghantarkan kita untuk bersiap dalam sebuah perjalanan penuh pembangkangan terhadap norma, budaya, sistem, dan aturan. Oke cukup, next!

Rebellious
Sebuah lagu instrumental dimana sejak awal lagu MAIR sudah menunjukkan salah satu poin plus dari album ini, penempatan bunyi instrumen pada posisi kiri dan kanan yang mantap. Selain itu aku juga ngerasa 

Tak Terhenti
Singkat padat dan cepat, 20 detik yang tak sia - sia dan sangat efektif untuk meneriakkan "Raga ini tetap melawan! Tak akan tunduk! Kami tak terhenti!

Push Me Down
Aku mengapresiasi kecerdasan temanku sendiri dalam memainkan beat - beat drum yang groovy diluar kebiasaan. Diawal lagu saja aku sudah tersenyum dengan kombinasi snare-kick-tom yang berbunyi "Tak Gendung Deg Tash!". MAIR merangkul Erick Boyd disini yang memberikan sumbangsih selengean yang khas ala suara high pitch nya doi. 

Unity
Judul lagunya sih terlalu generik hace banget yaaa, hahahaha. Kalian pikir akan banyak part sing along dan breakdown serta two step di lagu ini? Maaf anda salah besar! Track ini hanya semacam selingat telinga yang mengalihkan distorsi gitar kepada beat musik elektronik, ya udah skip kalo aku sih.

Tak Kan Habis
Entah siapa otak dibalik komposisi lagu yang ciamik di MAIR ini, Bow dan Oji? Aku rasa seluruh personil deh. Kecerdasan menyusun komposisi lagu hardcore yang bertempo cepat, durasi cenderung singkat, tapi part-part yang ngebut dan nge groove bisa diblend semua didalamnya.

Break The Chain
Lewat lagu ini MAIR membuktikan mampu membuat komposisi lagu yang ciamik dengan bagian solo gitar diakhir lagu menghasilkan nuansa yang sangat megah untuk sebuah lagu dengan lirik yang sejujurnya masih standar hardcore doang. Shout out untuk Iim Runner atas melodi gitar di lagu ini!!!

Prayless And Dies On Lies
Sori buda, aku masih nda bise nikmatin sampe ade dua track elektronik sebagai jeda istirahat telingat di dalam satu susunan lagu - lagu hardcore.

Bertahan
Kehadiran Teguh(ex-vokalis Fight For Free) di lagu ini sebenarnya sesuatu yang biasa saja disaat lagu ini rilis sebagai sebuah single di tahun 2017. Teguh berbagi bait lirik dengan Rendi vokalis MAIR, dan menempatkan Teguh pada baik terakhir dimana nuansa lagu semakin memuncah amarahnya adalah pilihan yang tepat. 

From The Ashes
Haduh, tige track elektronik rupenye budaaaa, sori ye aku sip yee hehehehe

Pontianak Punk
Versi cover dari Jerones 343, sebuah lagu anthem yang akan selalu memantik moshpit yang super chaos dan juga nyanyian berjamaah "Takkan pernah mati, Pontianak Punk!". MAIR mengeksekusi lagu ini dengan baik, sepertinya tempo sedikit dinaikkan, hasilnya jadi jauh berbeda, NICE!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar