Senin, 30 Januari 2012

Yang tak akan pernah kulupakan (MORNING MIST - Kilometer Akhir Menuju Surga)

Ada banyak hal yang mungkin gak bakal bisa aku lupain dalam hidup ini. Biasanya itu karena hal tersebut sangat membekas dan sangat berpengaruh buat hidupku, baik pada saat itu, pada saat ini, maupun pada saat itu hingga saat ini hingga seterusnya.

Tinggal di kota yang gak terlalu besar dengan udaranya yang “cukup” panas, gak pernah aku sangka bakal cukup membosankan.

Gak tahu yah, kota ini kurang inovasi deh kayaknya, semuanya seneng banget ngikutin arus ataupun sekedar melalui jalan – jalan yang sudah disediakan. Mungkin ini efek dari betapa tenangnya arus Sungai Kapuas yang melintasi kota ini kali yah?? Tapi, haloooo, aku gak yakin kalo sebagian besar warga kota ini pada perduli dengan Sungai Kapuas??











Jadi, singkat cerita aku pernah kenal sebuah band yang bernama MORNING MIST. Selain kenal band nya, aku juga kenal baik(walaupun tidak terlalu dekat dengan semuanya) dengan para personilnya. Aku ingat sekali mengenal mereka kira – kira di tahun 2006 dan kemudian mereka bagaikan “ulat bulu naik daun” di sekitar tahun 2008-2009 dan kini mereka masih tetap ada cuma sedang adem – adem ayem aja semenjak tahun 2011 hingga sekarang ini.

Mereka aku kenal sebagai band yang aktif dan juga produktif. Produktif bagi sebuah band tentunya adalah produktif dalam hal merilis album/karya musikal. Perlu kalian tahu, di kota ini ada cukup banyak band(sebenarnya bisa juga dibilang sangat banyak), tapi produktivitas mereka kebanyakan hanya berada di lingkarang merchandise. Silahkan bilang aku ini tukang protes atau apalah, tapi ini jadi salah satu hal yang mendukung diriku untuk tetap membuat kesimpulan “kota ini bikin bosan”. Bagaimana tidak, hidup dengan rutinitas sehari – hari sekolah, kerja, bersihin rumah, dengarin nasehat orang tua, dan bla bla bla…..lalu kita keluar rumah mencari tongkrongan yang isinya anak – anak muda yang punya ketertarikan pada musik(kebanyakan musik – musik yang kurang terkenal di TV nasional). Tapi sayang sekali apa yang aku dapatkan di tongkrongan itu tak seperti yang aku harapkan. Tongkrongan yang katanya membawa semangat kultur alternatif(atau bahkan semangat perlawanan) ini ternyata gak ngasi apapun selain hal – hal yang pada esensinya sama membosankannya dengan semua hal yang dilakukan masyarakat pada umumnya, cuma kemasannya saja yang beda. Ahh, aku yakin kalian semua juga sadar akan hal ini. Tapi seperti kata seorang bijak, orang gila hanya akan menjadi orang gila ketika dia berjalan sendirian ditengah jalan raya ataupun pasar yang ramai, tidak akan berlaku seperti itu jika dia berada di Rumah Sakit Jiwa. Dan kalian pun tetap menyenangi semua yang kalian lakukan karena semua orang juga melakukan hal yang sama.

Oke, kembali ke MORNING MIST. Mereka mempesonaku dengan semangat mereka. Mereka gak pernah ngomongin tentang DIY, tapi salah satunya melalui merekalah aku melihat contoh nyata DIY(setelah sebelumnya kubaca dibanyak literatur). Dan disini aku mau membahas mengenai salah satu albumnya, yang juga menjadi album terakhir yang mereka rilis sebelum akhirnya mereka memasuki fase adem – adem ayem sekarang ini. Album itu berjudul KILOMETER AKHIR MENUJU SURGA. Sebuah album dengan kemasan yang simpel, tapi musiknya bagiku merupakan klimaks dalam perjalanan band mereka.

Album ini berisi 8 lagu + sebuah bonus lagu yang gak dimasukkan di daftar lagu di cover, dan juga gak ada liriknya didalam lyric sheet. Walaupun aku bukan orang yang paham sekali tentang musik, apalagi jika sampai harus mengkategorikan jenis musik. Tapi seenggaknya ada dua kata yang tetap melekat jika aku mendengarkan musik mereka Thrash dan Hip Metal. Oiyah, aku juga bukan seorang anak metal. Jadi kalo kalian sodorkan aku track – track deathmetal, ataupun metal orok korok, jangan harap aku bakal ikut angguk – angguk. Tapi MORNING MIST ini berbeda. Tanpa kesan gelap, hitam, dan kematian, tanpa font akar, tanpa darah – darah berceceran, dan yang jelas tanpa tampang seram. Mereka lebih mengajak kita untuk menggoyangkan badan dan saling bertabrakan ataupun lari – lari berputar dalam lingkaran dibandingkan untuk pasang kuda – kuda ngangkang dan posisi badan membentuk sudut 900 kedepan lalu ayunkan kepala keatas dan kebawah. Aku pernah nyoba nikmatin pertunjukan musik dengan cara kayak gitu, hasilnya aku butuh banyak banget koyo hangat untuk ditempel di leherku. Juga untuk album ini, hal lain yang aku suka adalah lirik – liriknya yang kebanyakan ditulis sangatlah sadar akan situasi sosial disekliling kita.

Dibuka dengan lagu Kilometer Akhir Menuju Surga, rasanya kita sedang bersama – sama mereka dalam sebuah ruang dimana tubuh kita bergerak melaju menaiki tangga dimana ada sebuah nyala api panas didepan kita. Lalu tanpa perlu istirahat, lagu Rocka Fictif serasa berteriak keras ke telinga kita “Woyy bangun!!!!! Lari lagi kedepan, lari lagi kedepan!!!! Cepatttt!!!!!!”.

Berikutnya adalah lag favoritku di album ini, Menginjak Paradigma Dunia. Mereka benar benar anak muda!!!! Dengar, ini sebuah teriakan lantang dari kaum muda, kepada dunia yang sudah terlalu tua!!! Dunia tua kalian sudah berakhir, ini saatnya dunia yang kami akan jalankan!!!!!

Masih tidak ada waktu untuk berhenti, lagu berikutnya Rekonstruksi Skeptis diawali dengan aba – aba dari sang vokalis “Oke siap?!! Kalian semua siap!!! Ayoo!!!” dan berikutnya yang kalian tahu hanyalah lari kencang menabrak apapun yang menghalangi kalian.

Dan berikutnya adalah lagu yang bakal jadi soundtrack ku untuk setiap pertemuan keluarga yang diisi dengan kalimat nasihat “Kamu harus jadi orang!”. Lagu ini berjudul Aku Adalah.

Dan lagu berikutnya Leave Me Alone, seperti ada sedikit percobaan – percobaan di lagu ini. Walaupun musiknya tetap di bentuk yang sama, tapi tidak ada teriakan – teriakan marah ataupun putus asa dari sang vokalis di lagu ini. Malah lagu ini berisi sampling – sampling, dan salah satunya adalah sampling yang lucu di awal lagunya.

Lagu berikut yang berjudul Elisabeth, mungkin bisa jadi menurutku ini adalah suatu bagian yang membawa kita keluar sebentar dari album ini. Di lagu ini MORNING MIST berkolaborasi dengan seorang vokalis wanita. Dia adalah Cicie dari band FORGIVE ME AFTER. Tapi yang kusayangkan adalah kenapa MORNING MIST jadi harus seperti FORGIVE ME AFTER?? Bukannya Cicie yang dibawa masuk kedalam MORNING MIST itu sendiri?? Entahlah, tapi mungkin MORNING MIST cuma mau seperti band lainnya yang selalu menyelipkan setidaknya satu lagu “pelan” di dalam daftar lagu di albumnya. Tapi menurutku itu hal yang tak perlu, terlebih lagi untuk album ini, aku lebih suka kalau album ini justru membawaku kelelahan, kehabisan nafas di lagunya yang terakhir.

Dan untunglah, lagu terakhir tidak terlalu mengecewakan. Tapi sangat disayangkan mood ku dalam mendengar album ini secara penuh sudah hampir ambruk di lagu sebelumnya. Dua lagu penutup yang satu berjudul Retrotika dan yang paling terakhir merupakan bonus track, berjudul Tanda Tanya.

Dalam album ini, dan juga dalam album sebelumnya, MORNING MIST merekam dan mengerjakan proses mixing, editing, dan produksi semua materi mereka sendiri. Mereka melakukannya di bawah nama label rekaman PATRIOT HATTA, yang mana label ini juga dijalankan oleh beberapa personel nya juga. Aku sendiri tahu persis bagaimana mereka berkumpul dan melakukan ini semua disebuah rumah yang tidak terlalu besar(ini rumah drummernya), dan dengan modal sebuah komputer tua dan software rekaman bajakan. Dan dirumah ini juga sempat menjadi perkumpulan mereka dengan beberapa band – band lainnya. Mereka juga sempat menghasilkan sebuah rekaman album dari band lainnya yaitu SABRINA, juga memproduksi sebuah album kompilasi dari band – band yang berada didalam kumpulan mereka. Aku ingat sekali masa – masa itu mereka merupakan salah satu wujud nyata produktivitas dan kreativitas dalam scene di kota ini. Tapi begitulah kota ini, orang – orangnya terutama anak – anak muda nya rupanya masih belum bisa lepas dari bayangan masa “geng-gengan”. Jadi semua label nama yang menaungi sekumpulan anak muda yang memiliki ketertarikan yang sama terhadap sesuatu hal, berikutnya sangat berpotensi menjadi pengkotak – kotakan. Selain itu, di kota ini juga masih sangat senang sekali dengan gerakan – gerakan yang berprinsipkan pada jumlah massa. Ahhh, ini membosankan sekali buatku. Aku masih yakin sampai saat ini, kalau sebuah gerakan yang besar itu berawal dari kumpulan – kumpulan yang kecil, bukannya dari sebuah kumpulan yang besar(apalagi kelewatan besar). Yahh, untuk hal ini aku tidak terlalu mengerti sih. Entahlah ini berasal dari dalam tubuh mereka sendiri, atau situasi ini terbentuk dari pengaruh pihak luar yang masuk kedalam tubuh mereka. Yang jelas MORNING MIST dan PATRIOT HATTA pada saat itu merupakan dua hal yang tak terpisahkan dan menjadi sumber pemacu inspirasi dan semangatku.

*Tulisan ini untuk kalian semua teman – temanku yang kusayangi. Sebagai hadiah, silahkan download album Kilometer Akhir Menuju Surga nya MORNING MIST di link download di bawah ini. Oiyah, tulisan ini juga sangat membutuhkan klarifikasi, sanggahan, ataupun kritikan dari kalian semua teman – temanku yang membacanya.


Download MORNING MIST - Menginjak Paradigma Dunia