Rabu, 07 September 2022

Liner Notes : LINIMASA - Sekelebat Bisu


Arwork oleh : Desainer Pemalu

Linimasa adalah band yang kutemukan dalam momen tak terduga disaat perayaan Record Store Day(RSD) 2016 di Restoran Ayam Sugeban Pontianak. Pada tahun tersebut sedang ramai serangan "folk" di dunia musik Indonesia. Dan Linimasa merupakan salah satu band yang merilis CD di gelaran RSD Pontianak 2016 saat itu. "Band ape ni bang?", aku bertanya kepada Bang Bian salah seorang rekam satu tim yang turut menggarap RSD Pontianak 2016. "Katenye sih folk", begitu singkat dan kurang yakin Bang Bian menjawab. "Hemmmm, folk lagi, oke folk seperti apa lagi nih", begitu aku merespon jawaban Bang Bian hanya didalam hati. 

Linimasa tampil di acara tersebut selepas break adzan isya, momen diawal malam disaat semua pengunjung yang sudah hadir dari sore dalam kondisi segar entah sehabis menunaikan ibadah sholat ataupun sekedar mengisi perut dan pengunjung lain mulai ramai berdatangan. Aku masih ingat Linimasa tampil dengan konsep dua gitar akustik, satu gitar bass, dan cajon, cukup folk? Tapi bagiku itu tidak penting karena yang benar - benar membuatku terkesan adalah suara sang vokalis, Dika. Dika bernyanyi dengan suara yang bagaikan lirih tapi tidak sedih. Karakter suara sang vokalis bertemu dengan sangat baik dengan permainan kedua gitaris, menghasilkan musik yang lembut tapi tidak membuai manis malah seperti ada kesan sedikit gelap yang tidak suram didalamnya. Kompleksitas seperti itulah yang kutangkap dari penampilan Linimasa saat itu. 

Delapan tahun berlalu, Linimasa kerap tampil di berbagai panggung yang ada di kota Pontianak. Sejujurnya kesan pertama yang pernah hadir sewaktu menyaksikan mereka di RSD Pontianak 2016 tidak pernah terulang, terutama sekali karena mereka berubah format menggunakan gitar elektrik dan drumset dan selain itu juga formasi personil yang berubah - ubah. Kerapkali mereka mengcover lagu band lain yang semakin menegaskan bahwa mereka bukan seperti apa yang mereka tampilkan diawal kemunculannya. Hanya satu yang tak pernah berubah, Dika sang vokalis dan suaranya yang khas. Beberapa hari lalu, Eru (salah satu gitaris mereka yang ada di formasi terbaru) mengirimkan sebuah lagu terbaru dari Linimasa. Sebuah kehormatan karena aku ditunjuk untuk membuat liner notes bagi perilisan single terbaru linimasa. Wahh delapan tahun!! Ada kejutan apa yang akan mereka tampilkan sekarang?

Sepertinya kehadiran Eru, Boteng(bass), serta Andi(drum) memang memberikan pengaruh besar bagi perubahan musik Linimasa. Selain itu sepertinya jarak yang memisahkan Dika yang harus bekerja jauh diujung Kalimantan barat dengan personil lainnya juga berpengaruh pada perubahan musik Linimasa, ya paling tidak sudah jelas jarak yang memisahkan itu juga berpengaruh pada lamanya waktu progress dari band ini. Sekelebat Bisu memberi tahuku bahwa mereka ingin sungguh jadi musik yang berformat full band, bahkan mereka ingin menjadi lebih nge-rock!! Petikan gitar Eru yang terpengaruh sound - sound indie rock bertemu dengan kekuatan pukulan drum dari Andi yang sepertinya ingin mengeluarkan semua kepenatan pekerjaannya diatas kursi drum. Dika sang vokalis tetap memiliki karakter yang khas, ada desahan lirih dalam tiap nada yang dia keluarkan, namun kini sudah beranjak dari suasana cozy ala cafe seperti yang ditampilkan waktu RSD Pontianak 2016 menjadi seorang vokalis karismatik dengan suara yang lebih powerfull diatas panggung besar. 

Kalau aku ulangi  lagi momen 2016 ketika bertanya pada Bang Bian band seperti apa Linimasa itu, sepertinya dia akan dengan yakin menjawab "Alternative Rock!!!" Selamat untuk Linimasa atas buah dari perjalanan selama delapan tahun ini, tolong jangan buat kami menunggu delapan tahun lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar